Isu pembangunan pesisir bagi Bangsa Indonesia tidak terlepas dari aspek geostrategis sebagai archipelagic state. Indonesia memiliki potensi pembangunan yang berorientasi pada pembangunan pesisir dan sumber daya alam yang sangat mendukung. Dalam dinamika yang mengantarkan pada peradaban baru, Indonesia sebagai negara dengan banyak pulau-pulau menjadi tantangan dan peluang tersendiri dalam rangka menyatukan individu yang berbhinneka tersebut. Munculnya Society 5.0 menjadikan manusia sebagai masyarakat digital, koloni tidak terbentuk lagi dalam teritori terbatas namun lebih luas sepanjang teknologi dapat menyatukan segalanya.
Pembanguan pesisir harus pula berorientasi pada mitigasi bencana untuk mengurangi dampak bencana yang kerap terjadi di wilayah Ring of Fire. Mitigasi bencana yang dipadukan dengan early warning system sangat berguna bagi bangsa Indonesia, dan sumbangsih pemikiran, ilmu, pengetahuan dan teknologi bidang perikanan dan kelautan dapat berperan dengan baik dalam mewujudkan Society 5.0 di Indonesia.
Kontribusi gagasan Program Studi Akuakultur bersama Jurusan Perikanan dan Kelautan, dan UPPS FAPETKAN senantiasa disuarakan secara nasional, seperti dalam FP2TPKI yang diselenggarakan 20-22 Sepetember 2022 di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNDIP Semarang, Jawa Tengah. Hadir dalam kegiatan tersebut Dr. Ir. Syahrir, MP. (WADEK I FAPETKAN UNTAD); Dr. Ir. Moh. Ismail Wumbu, MP (WADEK II FAPETKAN UNTAD); Rusaini, Ph.D (Ketua Jurusan Perikanan dan Kelautan); dan Dr. Ir. Irawati Mei Widiastuti, M.Si. (Koord. Prodi Akuakultur).
Kegiatan Pertemuan ke 2 FP2TPKI secara resmi dibuka oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dan menjadi Keynote Speaker dalam simposium adalah Menteri Kelautan dan Perikanan, Wahyu Sakti Trenggono; Direktur Riset,Teknologi, dan Pengabdian Masyarakat DIKBUDRISTEK, Prof. M. Faiz Syuaib; dan FP2TPKI, Prof. Maftuch.